Loading Now
×

KANDUNGAN AIR BAHAN SILASE

KANDUNGAN AIR BAHAN SILASE

Sejak awal telah dipahami bahwa silase merupakan suatu produk yang dihasilkan melalui proses fermentasi bahan dengan kadar air tinggi. Bahan baku yang dapat dijadikan silase sangat beragam mulai dari hijauan makanan ternak (rumput dan legum) sampai hasil dan limbah tanaman pertanian dengan jumlah air yang terkandung didalamnya sangat beragam.

Untuk mencapai kandungan air (KA) yang  ideal dalam pembuatan silase maka diperlukan perlakuan pendahuluan terhadap bahan, baik untuk menurunkan KA (terutama pada hijauan) dengan pelayuan maupun untuk meningkatkan KA dengan penambahan air pada bahan. Estimasi KA  bahan  baku untuk aplikasi tingkat lapangan sangat tergantung pada kemampuan dan pengalaman pembuat silase. Berdasarkan pengalaman dapat ditentukan lama pengeringan atau jumlah air yang perlu ditambahkan agar diperoleh kondisi pembuatan silase yang ideal.

Masalahnya akan berbeda jika pembuatan silase dilakukan dalam rangkaian penelitian, misalnya untuk menyelesaikan tugas akhir, yang semuanya harus serba terukur dan pasti. Pengurangan kadar air dengan pelayuan perlu ditentukan lama dan KA akhir yang diperoleh. Demikian juga penambahan air pada bahan dengan KA yang rendah, diperlukan perhitungan yang lebih cermat.

Kita sering kali salah mengantisipasi jumlah air yang perlu kita tambahkan dalam pembuatan silase yang sangat tergantung pada KA awal dan akhir bahan baku. Jumlah air yang ditambahkan perlu memperhitungkan jumlah air yang terdapat dalam bahan sebelum ditambahkan. Secara sederhana jumlah air yang ditambahkan dapat ditentukan dengan membagi kandungan bahan kering awal (BKawal) dengan bahan kering akhir (BKakhir) yang ingin dicapai dan hasilnya dikurangi jumlah kadar air (KAawal)dan bahan kering awal (BKawal).

% penambahan air = [(BKawal/BKakhir)*100%] – (BKawal + KAawal)

Sebagai contoh: jika 20 kg bahan dengan kadar air  20% dan akan dijadikan silase dengan kadar air 60% maka jumlah air yang perlu ditambahkan pada bahan adalah 100 persen dari berat bahan atau 20 liter, dengan perhitungan:

KA awal = 20%         BK awal = 100-20 = 80%         KA akhir = 60%            BK akhir  = 40%
% penambahan air  = [(80%/40%) x 100%] – (80% + 20%) = 100 %
jumlah air yang ditambahkan = 20 kg x 100% = 20 kg atau 20 liter

Mengapa banyak sekali? begitulah hasil perhitungannya. Mari coba kita buktikan bahwa setelah penambahan 20 liter air KA bahan tadi adalah 60%.

Berat kering bahan adalah 20 kg x 80% = 16 kg dan berat air 20% x 20 kg = 4 kg.
Setelah penambahan air berat kering bahan tetap 16 kg tetapi berat air bertambah menjadi 20 kg + 4 kg = 24 kg.
Berat bahan setelah penambahan air menjadi 16 + 24 = 40 kg.
Sehingga kadar air (%) setelah penambahan (24/40) x100% = 60%.

Dimana sering terjadi kekeliruan? Seringkali kita lupa atau melupakan kandungan air yang telah terdapat didalam bahan sebelum penambahan sehingga jumlah air yang ditambahkan menjadi lebih besar.

Jumlah air yang ditambahkan dalam pembuatan silase akan sangat berbeda tergantung pada kondisi awal kadar air bahan dan target akhir kandungan air bahan  saat prose pembuatan silase berlangsung. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.