Loading Now
×

FERMENTASI BAHAN PAKAN

FERMENTASI BAHAN PAKAN

I. PENDAHULUAN

Upaya penyediaan dan pengadaan pakan telah bergeser pada eksplorasi bahan pakan nonkonvensional dengan fokus pada pemanfaatan hasil sampingan (limbah) pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan pengolahan hasil pertanian. Pemanfaatan hasil ikutan sebagai bahan pakan mempunyai beberapa pembatas (kendala), antara lain kandungan nutrien yang tidak seimbang, keberadaan antinutrisi, kadar air yang tinggi, kendala geografis dan faktor musim. Peningkatan nilai manfaat hasil ikutan sebagai bahan pakan dapat dilakukan dengan memberikan perlakuan pendahuluan (pretreatment) baik secara fisik, kimia atau biologis.

Perlakuan yang diberikan sangat tergantung pada jenis hasil ikutan dan tujuan pengolahan. Jenis hasil ikutan dengan kadar air yang tinggi dapat diberi perlakuan pengeringan atau fermentasi dengan tujuan untuk pengawetan. Hasil ikutan dengan kandungan serat tinggi dan protein rendah dapat diberi perlakuan fermentasi dengan jamur atau kapang untuk mengurangi kandungan lignin dan keeratan ikatan lignoselulosa atau dapat dengan perlakuan amoniasi yang dapat meningkatkan protein kasar dan mengurangi kandungan fraksi serat. Aktivitas perlakuan pendahuluan ini harus dilakukan sebelum bahan pakan diberikan pada ternak.

Strategi lain dalam meningkatkan nilai manfaat hasil ikutan adalah dengan memanipulasi kondisi saluran dan proses pencernaan oleh ternak. Manipulasi kondisi saluran pencernaan diharapkan memberikan kondisi optimum untuk proses degradasi komponen bahan pakan. Teknik yang dapat diaplikasikan berupa suplementasi dengan substansi dan bahan pakan lain yang memiliki kualitas yang lebih baik.

Suplementasi pemberian bahan pakan berkualitas rendah dengan bahan dengan kualitas yang lebih baik dapat dilakukan secara terpisah atau beriringan dengan perlakuan fermentasi. Jumlah pemberian bahan pakan suplemen selalu lebih sedikit dibanding bahan pakan utama.

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10